Daftar Istilah Pada Drone

  • Aerial Photography (Fotografi Udara): Pengambilan gambar dari udara menggunakan kamera yang dipasang pada drone.
  • Aerial Survey (Survei Udara): Penggunaan drone untuk mengumpulkan data visual dari ketinggian, sering digunakan untuk pemetaan, pemantauan lingkungan, atau analisis tanah.
  • Air Traffic Control (Kontrol Lalu Lintas Udara): Sistem dan layanan yang mengatur pergerakan pesawat dan drone di udara untuk mencegah tabrakan dan memastikan keselamatan penerbangan.
  • Altitude Hold (Pertahankan Ketinggian): Fitur yang memungkinkan drone untuk menjaga ketinggian tertentu secara otomatis tanpa perlu penyesuaian konstan oleh operator.
  • Altitude: Ketinggian drone di atas permukaan tanah atau permukaan laut, umumnya diukur dalam meter atau kaki.
  • Baterai Li-Po: Baterai lithium polimer yang umumnya digunakan sebagai sumber daya utama untuk mengoperasikan drone.
  • Brushless Motors (Motor Tanpa Sikat): Motor yang digunakan pada drone untuk menggerakkan rotor dengan efisiensi yang lebih tinggi, umumnya lebih tahan lama dan memerlukan perawatan lebih sedikit.
  • BVR (Beyond Visual Line of Sight): Penerbangan drone di luar jangkauan pandangan mata manusia, umumnya melalui penggunaan teknologi FPV.
  • Collision Avoidance (Pencegahan Tabrakan): Teknologi yang memungkinkan drone untuk mendeteksi dan menghindari rintangan secara otomatis.
  • Datalink: Koneksi nirkabel antara drone dan kontroler untuk mengirimkan data dan perintah antara keduanya.
  • Descent Speed (Kecepatan Penurunan): Kecepatan dengan mana drone turun dari ketinggian tertentu.
  • Drone Racing (Balapan Drone): Kegiatan kompetitif di mana pilot mengendalikan drone melalui lintasan yang penuh tantangan dengan tujuan menyelesaikan lomba dengan cepat.
  • Drone Regulations (Regulasi Drone): Aturan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas penerbangan terkait penggunaan drone, termasuk izin terbang dan batasan ketinggian.
  • Drone: Pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh, umumnya digunakan untuk keperluan pemantauan, pengambilan gambar, atau pengiriman barang.
  • FAA (Federal Aviation Administration): Otoritas penerbangan sipil di Amerika Serikat yang mengatur penggunaan dan regulasi drone.
  • Firmware: Perangkat lunak yang tertanam pada drone yang mengontrol operasi dasar dan fungsi perangkat keras.
  • Flight Mode (Mode Penerbangan): Pengaturan yang memengaruhi perilaku dan kinerja drone selama terbang, seperti mode manual, otonom, atau olahraga.
  • Flyaway: Kejadian di mana drone kehilangan kendali dari operator dan terbang menjauh tanpa kendali, biasanya karena masalah teknis atau interferensi sinyal.
  • FPV (First Person View): Pengalaman visual yang memungkinkan operator melihat pandangan dari kamera drone seperti melihat dari dalam kokpit, biasanya menggunakan headset khusus.
  • FPV Goggles (Kacamata FPV): Perangkat pemantauan yang dikenakan oleh operator untuk melihat pandangan langsung dari kamera drone saat terbang, menciptakan pengalaman seperti berada di dalam drone.
  • FPV Racing (Balapan FPV): Kompetisi di mana para pilot mengendalikan drone dari pandangan kamera FPV untuk balapan melalui rintangan dan lintasan yang ditentukan.
  • GCS (Ground Control Software): Perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan drone, terutama saat operasi jarak jauh.
  • GCS Telemetry (Telemetri GCS): Data yang dikirimkan dari drone ke stasiun kontrol darat, memberikan informasi tentang status dan kinerja penerbangan.
  • Geofencing: Pengaturan perangkat lunak pada drone yang membatasi daerah penerbangan berdasarkan lokasi geografis, untuk mematuhi peraturan atau menjaga keamanan.
  • Gimbal Lock (Kunci Gimbal): Pengunci mekanis yang digunakan untuk menjaga gimbal tetap stabil selama transportasi atau penyimpanan.
  • Gimbal Stabilization (Stabilisasi Gimbal): Teknologi yang menggunakan sistem mekanis untuk menjaga kamera drone tetap stabil selama penerbangan, mengurangi getaran dan gerakan yang tidak diinginkan dalam gambar atau video.
  • Gimbal: Sistem mekanis yang menstabilkan kamera drone selama penerbangan, memungkinkan pengambilan gambar yang lebih halus dan jelas.
  • GIS (Geographic Information System): Sistem informasi yang mengintegrasikan data geografis dari berbagai sumber, sering digunakan dalam analisis data yang dikumpulkan oleh drone.
  • GPS Waypoint (Titik Tujuan GPS): Koordinat geografis yang digunakan sebagai referensi untuk rute penerbangan drone saat menggunakan navigasi berbasis GPS.
  • GPS: Sistem Posisi Global, teknologi navigasi yang digunakan oleh drone untuk menentukan lokasi dan koordinatnya secara akurat.
  • Ground Control Station (Stasiun Kontrol Darat): Pusat kendali tempat operator mengendalikan drone dan memantau data penerbangan.
  • Hexacopter: Drone yang memiliki enam rotor untuk memberikan lebih banyak daya angkat dan stabilitas daripada quadcopter.
  • Hobbyist (Hobiis): Individu yang menggunakan drone untuk keperluan hobi dan rekreasi, bukan untuk tujuan komersial.
  • Hovering: Kondisi di mana drone melayang di tempat tanpa pergerakan yang signifikan, mempertahankan posisi menggunakan sistem kontrol otomatis.
  • IMU (Inertial Measurement Unit): Sensor yang mengukur percepatan, kecepatan angular, dan orientasi drone dalam ruang tiga dimensi.
  • Kamera Udara: Kamera yang dipasang pada drone untuk mengambil foto atau video dari ketinggian, biasanya digunakan untuk survei atau dokumentasi udara.
  • Kontroler: Perangkat yang digunakan oleh operator untuk mengendalikan gerakan dan operasi drone melalui sinyal radio atau nirkabel.
  • Landing Gear (Landasan Pendaratan): Struktur pada drone yang digunakan untuk mendaratkan drone dengan aman, terutama saat lepas landas dan mendarat.
  • Li-Po Battery (Baterai Li-Po): Jenis baterai isi ulang yang umum digunakan pada drone karena kepadatan energinya yang tinggi.
  • Liability Insurance (Asuransi Tanggung Jawab): Asuransi yang melindungi pemilik drone dari tanggung jawab hukum terkait kerusakan atau cedera yang disebabkan oleh drone.
  • LiDAR (Light Detection and Ranging): Teknologi yang menggunakan pulsa cahaya laser untuk mengukur jarak dan membuat peta 3D dari lingkungan sekitarnya.
  • LiDAR Mapping (Pemetaan LiDAR): Penggunaan teknologi LiDAR pada drone untuk membuat peta yang sangat detail dan akurat dari permukaan tanah atau objek tertentu.
  • LiDAR Sensor: Sensor yang menggunakan pulsa cahaya laser untuk mengukur jarak ke objek dan memetakan lingkungan dengan akurasi tinggi.
  • Mission Planning (Perencanaan Misi): Proses merencanakan rute penerbangan dan tugas yang akan dilakukan oleh drone, termasuk titik-titik waypoint dan instruksi lainnya.
  • Multicopter: Kategori drone yang memiliki banyak rotor, termasuk quadcopter, hexacopter, dan octocopter.
  • No-Fly Zone (Zona Larangan Terbang): Daerah yang diatur oleh pemerintah atau otoritas penerbangan di mana drone tidak diizinkan terbang karena alasan keamanan atau privasi.
  • Obstacle Avoidance: Teknologi yang memungkinkan drone menghindari rintangan secara otomatis selama penerbangan.
  • Obstacle Detection (Deteksi Rintangan): Kemampuan drone untuk mendeteksi dan menghindari rintangan selama penerbangan, biasanya melalui sensor seperti kamera atau lidar.
  • Octocopter: Drone yang memiliki delapan rotor, biasanya digunakan untuk mengangkut muatan yang lebih berat atau untuk keperluan yang lebih profesional.
  • Pan-Tilt-Zoom (PTZ): Sistem yang memungkinkan operator menggerakkan kamera drone secara horizontal (pan), vertikal (tilt), dan melakukan zoom.
  • Payload Capacity (Kapasitas Muatan): Berat maksimum yang dapat diangkut oleh drone, termasuk semua peralatan tambahan seperti kamera dan sensor.
  • Payload Release (Pelepasan Muatan): Kemampuan drone untuk melepaskan atau menjatuhkan muatan seperti paket atau sensor dari udara.
  • Payload: Beban atau muatan yang bisa diangkut oleh drone, seperti kamera tambahan, sensor, atau peralatan lainnya.
  • Penerbangan Otonom: Kemampuan drone untuk terbang dan melakukan tugas tanpa kendali langsung dari operator, berdasarkan perintah yang telah diprogram sebelumnya.
  • Photogrammetry (Fotogrametri): Metode pengambilan gambar dari berbagai sudut untuk membuat peta atau model 3D dengan presisi tinggi.
  • Quadcopter: Drone yang memiliki empat rotor untuk menghasilkan daya angkat dan kontrol yang stabil.
  • Radio Frequency Interference (Interferensi Frekuensi Radio): Gangguan sinyal radio yang dapat mengganggu komunikasi antara drone dan kontroler.
  • Remote Controller (Kontroler Jarak Jauh): Perangkat yang digunakan oleh operator untuk mengendalikan drone melalui sinyal radio.
  • Remote Sensing (Sensor Jarak Jauh): Penggunaan sensor seperti kamera atau lidar pada drone untuk mengumpulkan data dari jarak jauh, sering digunakan dalam survei, pemetaan, dan penelitian ilmiah.
  • RTF (Ready-to-Fly): Drone yang sudah lengkap dengan semua komponen yang diperlukan dan siap terbang begitu dikeluarkan dari kotak.
  • RTH (Return to Home): Fitur yang memungkinkan drone kembali otomatis ke lokasi awal penerbangan atau titik beranda jika kehilangan sinyal atau baterai lemah.
  • RTH Altitude (Ketinggian Kembali ke Rumah): Ketinggian yang ditentukan saat drone menggunakan fitur “Return to Home” untuk kembali ke lokasi awal penerbangan.
  • RTK (Real-Time Kinematic): Metode pemetaan yang menggunakan data GPS yang sangat akurat untuk menghasilkan peta dengan presisi tinggi.
  • Telemetry (Telemetri): Pengiriman data secara nirkabel dari drone ke perangkat operator, termasuk informasi seperti status baterai, ketinggian, dan lokasi.
  • Telemetry Data (Data Telemetri): Informasi yang dikumpulkan oleh drone dan dikirimkan kepada operator, seperti kecepatan, ketinggian, dan status baterai.
  • Transmisi Langsung: Pengiriman gambar atau video secara langsung dari kamera drone ke perangkat operator, biasanya melalui sinyal Wi-Fi atau radio.
  • Transmitter (Pemancar): Perangkat yang digunakan oleh operator untuk mengendalikan drone, mengirimkan perintah melalui sinyal radio.
  • Transponder: Perangkat pada drone yang mengirimkan sinyal identifikasi unik kepada sistem pengawasan lalu lintas udara.
  • VLOS (Visual Line of Sight): Kondisi di mana operator harus selalu dapat melihat drone secara langsung selama penerbangan.
  • VTOL (Vertical Takeoff and Landing): Jenis drone yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal, tanpa memerlukan landasan landai.
  • Waypoint Navigation (Navigasi Titik Tujuan): Mode penerbangan otonom di mana drone mengikuti serangkaian titik koordinat yang telah ditentukan sebelumnya.
  • Waypoint: Titik koordinat yang ditetapkan sebelumnya pada peta, yang akan diikuti oleh drone saat terbang secara otonom.
  • Yaw Control (Kontrol Yaw): Kemampuan drone untuk berputar atau berbelok pada sumbu vertikalnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *